Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Friday, April 8, 2011

Ketika Tuhan Menciptakan Wanita

lukisan-wanita
Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?"
Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?" Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".

Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!
Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"
Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."
"Untuk apa?", tanya malaikat.

Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

CINTANYA TANPA SYARAT. HANYA ADA SATU YANG KURANG DARI WANITA, DIA SERING LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..."(kaskus.us)

Saturday, April 2, 2011

April Mop, Perayaan Pembantaian Ribuan Umat Islam

Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari April Mop. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?

ksatria-templar

Sejarah April Mop
Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.

Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.

Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.

Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.

Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.

Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.(http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/april-mop-hari-dimana-umat-islam-dibantai.htm)

Thursday, March 31, 2011

Menjelang Kematian Nabi Muhammad SAW

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

muhammad

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya."Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku". Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?(http://www.zonamaya.info/2011/03/mengharukan-kisah-nabi-muhammad-saw.html)

Tuesday, March 29, 2011

Empat Pekerjaan Tersulit (Renungan)

Empat pekerjaan tersulit. Dari Sayyidina Ali RA, sesungguhnya pekerjaan yang paling sulit dilakukan ada empat: (yaitu) memberi maaf ketika marah, bersikap dermawan ketika dalam kesusahan, bersikap ksatria ketika sedang sendirian, dan berkata benar kepada orang yang ditakuti atau disayangi. Kualitas kepribadian seorang muslim sangat ditentukan oleh sejauh mana ia konsisten berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran, bahkan ketika berada dalam situasi sulit, rumit, dan dilematis sekalipun. Tak ada alasan bagi seorang muslim untuk menghindar dari situasi itu, selagi mampu membuatnya menjadi lebih dekat kepada Allah SWT.

pesan-rasul

Setidaknya, ada empat pekerjaan yang paling sulit dilakukan, seperti dijelaskan dalam riwayat dari Sayyidina Ali RA di atas. Empat pekerjaan sulit itu, sejatinya menjadi tolak ukur kualitas keimanan seseorang. Seorang muslim yang mampu melakukannya dengan baik, sesungguhnya ia dapat dikategorikan sebagai muslim dengan tingkat keimanan sangat tinggi. Demikian sebaliknya.

1. Memberi Maaf Ketika Marah

Dalam situasi normal, memberi maaf mudah dilakukan. Tapi, ketika kita sedang dipuncak amarah, alih-alih mau memberi maaf, malah bisa jadi sebaliknya melakukan balas dendam.

Setelah menumpahkan kemarahan, biasanya batin terasa terobati. Kita merasa senang, menang. Padahal, itu hanya sementara, dan perasaan yang datang kemudian justru sebaliknya. Kita selalu akan dihantui rasa bersalah, atau merasa diri kita lebih buruk dari sebelumnya. Disadari atau tidak, tindakan balas dendam, sesungguhnya bertentangan dengan hati nurani.

Bagi muslim sejati, ikhlas memberi maaf akan dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun. Tak terkecuali ketika sedang marah. Walau bagi sebagian orang tindakan memaafkan terasa menyesakkan dada, tapi seorang muslim harus menyadari bahwa memberi maaf, apalagi dilakukan ketika sedang marah, akan mempercepat proses turunnya rahmat dan ampunan Allah yang bermuara pada ketenangan batin.

Bahkan, Allah menjanjikan hadiah khusus berupa bidadari jelita di surga bagi orang yang mau memberi maaf ketika marah. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menahan marahnya, padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka Allah kelak akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan segala makhluk hingga ia diberi hak memilih bidadari yang disukainya.” (HR. Tirmidzi)

Selain meraih pahala, memberi maaf dapat menjadi obat mujarab untuk mengobati penyakit psikologis. Memberi maaf bisa membebaskan diri kita dari rasa marah, depresi, kesal, bahkan bisa mendongkrak rasa percaya diri. Juga, kita tidak akan mudah terjebak pada lingkaran dendam yang berkepanjangan. Inilah sesungguhnya modal utama untuk mencapai hidup bahagia, harmonis, dan tentram.

Kemampuan memberi maaf menjadi pertanda ”keberanian” seorang muslim untuk mempererat ikatan ukhuwah islamiyah. Sekaligus ”keberanian” untuk mengakui kelemahan dan kealpaan diri. Patut diingat, keberanian seseorang bukan diukur dari keberaniannya untuk berkelahi, tapi ditentukan oleh kemampuan mengendalikan diri dan memberi maaf ketika sedang marah.

Memberi maaf sejatinya juga adalah cara terbaik untuk berdamai dengan diri sendiri, sekaligus menjadi modal penting bagi terciptanya kedamaian sosial.

2. Dermawan Saat Kesusahan

Sikap dermawan bisa diartikan sebagai sikap murah hati. Sikap ini muncul sebagai panggilan nurani seseorang saat melihat orang lain berada dalam kondisi butuh pertolongan. Ketika seorang tetangga tiba-tiba jatuh miskin atau terkena penyakit kronis misalnya, seorang dermawan sejati akan refleks terketuk hati turut membantu meringankan beban tetangganya itu.

Masalahnya, bagaimana kalau tetangga yang tertimpa musibah itu musuh atau orang yang secara ideologis berseberangan dengan kita? Tetapkah kita membantu atau membiarkannya dalam nestapa? Kalau kita sampai bersikukuh tidak membantunya karena berbagai alasan, maka saat itu pula kita mesti melepas gelar kedermawan, atau paling tidak mempertanyakan motif kedermawanan kita.

Seorang dermawan sejati, tak akan pernah memandang ”status” objek yang akan dibantunya. Karena kedermawanan murni untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, bukan kepentingan tertentu, apalagi didasari unsur riya`. Ingin pamer kekayaan.

Memang, sulit rasanya mendermakan harta kepada seseorang yang menjadi ”musuh” kita. Tapi, kalau itu dilakukan, dan dibarengi rasa ikhlas untuk membantu, insyâ`allâh pintu hati musuh kita akan Allah buka dan akhirnya ia akan menjadi ”teman baik” yang loyal kepada kita selamanya.

Perlu kita mencermati riwayat berikut ini: Suatu ketika Abu Qatadah datang menagih utang kepada Abdullah yang selalu berusaha menghindar, namun akhirnya bertemu juga. Abdullah lantas mengaku, ”Aku benar-benar dalam keadaan yang sangat sulit.” ”Kamu mau bersumpah?” balas Abu Qatadah. Abdullah menjawab, ”Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa ingin Allah bebas dari huru-hara hari Kiamat, maka hendaklah ia melapangkan orang yang dalam kesempitan atau memaafkan (tidak menagih piutangnya).” (HR. Muslim)

Jelaslah, harta kekayaan yang mengalir dari sikap kedermawan, sungguh akan menjadi perisai dan payung pengaman kiya yang akan melindungi dari huru-hara alam akhirat kelak.

3. Ksatria Saat Sendiri

Bersikap ksatria ketika sedang sendirian, artinya bagaimana kita jujur kepada diri sendiri, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan yang terpenting, merasa bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-gerik kita.

Sikap ini sungguh sangat sulit dilakukan. Apalagi bagi remaja yang tengah puber, atau mereka yang selalu ”ragu” bahwa Allah hadir di lubuk hatinya.

Perlu disadari, ketika kita sendirian, sebetulnya kita tengah ditemani seorang kawan bernama setan. Ia akan membisiki hati kecil kita agar melakukan maksiat. Tanpa iman yang kuat, kita akan mudah terbuai bujuk rayu setan, yang akan menjerumuskan kita pada lubang maksiat. Ia akan menggunakan segala taktik licik untuk memperdayai kita, dan tak akan pernah mundur sampai berhasil menaklukkan kita.

Di sinilah penting upaya memperbanyak dzikrullâh ketika sedang sendirian. Biasakan membaca tasbîh, tahmîd, tahlîl, takbîr, istighfâr, dan shalawat, agar hati senantiasa ”hidup” dan “nyambung” dengan Allah. Inilah syarat pertama agar Allah senantiasa melindungi kita. Jika dzikrullâh sudah menjadi ”jiwa” kita, tak perlu lagi ada kekhawatiran kita akan terjebak pada perbuatan maksiat, sekalipun ketika sedang sendirian.

Agar kesendirian berbuah pahala dari Allah, penting mengisinya dengan hal-hal produktif, seperti beribadah, belajar, dan aktivitas pribadi lainnya. Di luar itu, kita perlu waspada bahwa waktu kosong dan kesendirian senantiasa menyimpan ”bom waktu” yang siap meledakkan kepribadian kita.

4. Berkata Benar kepada Siapapun

Berkata benar tak semudah membalik tangan, apalagi jika perkataan itu ditujukan kepada orang yang paling kita takuti atau sayangi. Terutama kepada orang yang kita khawwatir akan terganggu atau tidak berkenan dengan perkataan itu.

Perkataan benar sering menimbulkan efek negatif bagi kita. Ancaman dinonaktifkan dari jabatan bahkan di-PHK, akan kita hadapi jika direktur atau manajer perusahaan tersinggung dengan perkataan benar yang kita sampaikan. Karena mereka bisa merusak reputasinya.

Kehilangan kasih-sayang jika perkataan benar yang kita ucapkan tak berkenan di hati orang yang kita sayangi juga harus kita tanggung. Bahkan, tak mustahil, orang yang kita cintai akan berubah menjadi memusuhi kita.

Tapi, apapun, perkataan benar harus tetap diucapkan, walau terasa pahit. Tak masalah orang di sekitar tidak menyangi atau bahkan memusuhi kita, yang penting Allah tetap menyayangi. Apa artinya sekuntum kasih sayang seseorang apabila itu justru membuat Allah murka kepada kita.

Agar perkataan benar itu bisa diterima dengan lapang dada, penting kita memahami cara menyampaikannya dengan lemah lembut. Upayakan agar orang yang ditakuti atau kita sayangi tak merasa ”diceramahi” dengan perkataan benar itu. Insyâ`allâh mereka akan ikhlas menerima. Wallâhu a’lam bish-shawâb.(http://aselabar.wordpress.com/2011/01/23/empat-pekerjaan-paling-sulit-sebuah-renungan/)

Monday, March 28, 2011

Hukum Menyebut "Sayyidina" Untuk Rasulullah SAW

Hukum menyebut Sayyidina terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Dar Al Ifta Al Mishriyah, lembaga fatwa resmi Mesir dalam fatwa no. 292, membahas mengenai hukum mengucap “Sayyiduna” kepada Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam. Fatwa ini dikeluarkan untuk merespon permohonan fatwa bernomor 2724, yang diajukan ke Dar Alifta, mengenai masalah tersebut.

Dalam fatwa itu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alahi Wassalam merupakan “Sayyid” (tuan) bagi seluruh makhluk adalah ijma’ umat Islam. Bahkan beliau sendiri telah bersabda,”Aku adalah sayyid (tuan) anak Adam”, dan diriwayat lain disebutkan,”Aku sayyid (tuan) manusia”, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Sedangkan Allah sendiri juga memerintahkan manusia untuk memuliakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, yang artinya, ”Sesungguhnya Kami telah mengutusmu sebagai saksi dan pemberi kabar gembira serta pemberi peringatan agar kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Dan menolong-Nya, mengagungkan-Nya serta bertasbih kepada-Nya di pagi hari dan petang." (Al Fath: 8-9)

Sebagian ulama menilai bahwa perintah mengagungkan, kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut Imam Qatadah dan As Suddi, mengagungkan Rasulullah termasuk mensayyidkan beliau.

Sahabat Sebut Nabi dengan “Sayyid”

Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, ”Kami melalui tempat air mengalir, maka aku turun dan mandi dengannya, setelah itu aku keluar dalam keadaan demam. Maka hal itu dikabarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Maka beliau bersabda, ”Perintahkan Aba Tsabit untuk meminta perlindungan.” Saya mengatakan,”Wahai Sayyidku (tuanku) apakah ruqyah berfungsi?” Beliau bersabda,”Tidak ada ruqyah kecuali karena nafs (ain), demam atau bisa.” (Al Hakim, beliau menyatakan isnadnya shahih)

Shalawat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar gunakan “Sayyid”

Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar juga menyebut “Sayyid” untuk Rasulullah dalam shalawat beliau berdua. Ibnu Mas’ud pernah mengajarkan,”Jika kalian bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka baguskanlah shalawat untuk beliau, sesungguhnya kalian tidak tahu bahwa shalawat itu ditunjukkan kepada beliau. Maka, mereka mengatakan kapada Abdullah bin Mas’ud,’Ajarilah kami.’ Ibnu Mas;ud menjawab,’Ucapkanlah, Ya Allah jadikanlah shalat-Mu dan rahmat-Mu dan berkah-Mu untuk Sayyid Al Mursalin (tuan para rasul), Imam Al Muttaqin (imam orang-orang yang bertaqwa), Khatam An Nabiyyin (penutup para nabi), Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu, Imam Al Khair (imam kebaikan), Qaid Al Khair (pemimpin kebaikan) dan Rasul Ar Rahmah (utusan pembawa rahmat).’” (Riwayat Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Hafidz Al Mundziri)

Atsar serupa juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dalam Al Musnad, dengan sanad hasan pula.

Walhasil, menyebut Rasulullah dengan gelar “Sayyid” adalah perkara yang disyariatkan.*
Sumber : dar-alifta.org
Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar

Perdebatan Imam Hanafi dan Orang Atheis Tentang Tuhan

imam-hanafiSyaikh Habban berkata, “Anakku, inilah yang sedang kurenungkan dari tadi. Aku menerima surat dari raja, memerintahkan aku agar segera datang ke kota. Di sana sedang ada bencana besar dengan datangnya seorang Dahry (Atheis). Si Dahry telah menantang para ulama untuk berdebat dan mengadu hujjah tentang ada atau tidak adanya Tuhan. Si Dahry tentu saja berpendirian bahwa Tuhan itu tidak ada. Raja memintaku untuk menghadapi si Dahry. Pohon besar dalam mimpimu itu adalah aku. Babi itu adalah si Dahry. Sedangkan ular kecil itu adalah engkau, anakku. Sekarang pergilah menghadap Raja atas namaku. Allah menyertaimu.”

Ketika Hanafi kecil menghadap Raja dengan membawa surat balasan, Sang Raja agak terkejut. Anak belasan tahun berani menghadapi si Dahry. Namun Raja sadar bahwa Syaikh Habban adalah seorang khawwashul khawwash.

Pada hari yang ditentukan, persidangan pun diadakan dengan dihadiri orang banyak. Ketika mengetahui bahwa lawannya adalah seorang anak kecil, si Dahry protes, “Tuanku, saya keberatan melakukan perdebatan dengan seorang anak kecil.”

Mendengar protes si Dahry, Hanafi kecil mengacungkan tangan dan bersuara dengan lantang, “Tuanku Raja yang mulia, saya juga sangat berkeberatan untuk melakukan debat dengan ‘orang yang tidak punya aqal’ seperti si Dahry ini.

Si Dahry mencak-mencak di hadapan Raja karena merasa terhina, “Tuanku, saya telah dihina di depan umum. Saya mohon agar Tuanku Raja menangkap anak kecil ini atau guru yang memberi kuasa kepadanya.”

Hanafi kecil membantahnya, “Tuanku Raja, ini adalah awal perdebatan. Bukan suatu penghinaan.”

Raja agak heran dan bertanya, “Hai anak kecil, apa alasanmu bahwa ucapanmu itu bukan suatu penghinaan?”

Hanafi kecil berdiri sambil menudingkan tangannya kepada si Dahry, “Hai Dahry! Kalau Anda mengaku beraqal, coba buktikan, di depan saya dan persidangan ini, mana dia aqal Anda, bagaimana bentuknya, apa warnanya? Silahkan buktikan kepada kami jika aqal Anda memang benar-benar ada. Agar kami semua bisa menyaksikannya.”

Si Dahry bertambah marah, “Hai anak ingusan! Itu pertanyaan gila dan tolol. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat menunjukkan bentuk, rupa dan warna aqalnya. Pertanyaan bodoh, hai anak kecil!”

Dengan tersenyum si Hanafi kecil berkata, “Hai Dahry, pertanyaan Anda lebih bodoh dari pertanyaan saya. Kenapa Anda hendak meminta dibuktikan bentuk dan rupa Tuhan, sedang Anda sendiri tidak bisa membuktikan bentuk dan rupa aqal Anda.”

Si Dahry pun diam seribu bahasa. Dia merasa terjebak dengan perkataannya sendiri

Ada kisah menarik yang tertulis di buku al Aqidah al Islamiyyah wa Ususuha. Siang, ketika mengisi perkuliahan, seorang dosen mempertanyakan kepada segenap mahasiswanya, “Apakah Tuhan itu ada ?” “Ada.” Jawab semua mahasiswa kompak. “Kalau ada, apa buktinya?” kata dosen melanjutkan, “Kita hanya meyakini dan mengimani sesuatu yang bisa kita indra saja. Kalau Tuhan tidak bisa kita lihat, maka kita tidak bisa mengimaninya.” Para mahasiswa terkesiap, ternyata dosennya adalah orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Untuk beberapa saat, suasana hening. Setelah itu, ada seorang mahasiswa yang duduk dibelakang mengangkat jarinya ingin memberikan jawaban, “Apakah kita hanya meyakini sesuatu yang kasat mata saja, bisa diindra?” “Ya.”jawab dosen tadi. Mahasiswa ini melanjutkan, “Kalau begitu, saya berpendapat bahwa pak dosen tidak punya otak karena saya tidak melihat otak bapak.” Dosen ini tercekat. Terdiam. Wajahnya merah padam karena malu. Mungkin ia berpikir juga, “Betul juga ya, otak saya mana?” ha ha, dasar orang atheis.

IMAM ABU HANIFAH R.A menjawab pertanyaan para atheis:

I. Kapan Allah itu ada?

Atheis : Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan."
Atheis : Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka empat?
Atheis : Angka Tiga
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis : Angka dua
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis : Angka satu
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?

ada yg bilang ad -1,-2,-3....tapi tetep aja kn baliknya ke angka 1....

II. Maksud Allah Menghadap Wajahnya

Atheis : Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah : Kalau kalian membawa lampu di gelap malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis : Ke seluruh penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma
buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala, nur cahaya langit dan bumi?

III. Zat Allah SWT

Atheis : Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkah kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakkan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak bergerak. Nah apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena nyawanya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya nyawa itu kalian masih ada disana?
Atheis : Ya, kami masih ada
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah nyawanya itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlahlah kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk nyawa yang hanya sebuah makhluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

IV. Dimana Allah SWT

Atheis : Dimana kira-kira Robbmu itu berada?
Abu Hanifah : Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat zat minyaknya (lemak)
Atheis : Tentu
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan padaku, dimana adanya Zat minyak itu
Atheis : Membaur dalam seluruh bagiannya
Abu Hanifah : Kalau minyak yang makhluk itu tidak mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah ta'ala?

V. Takdir Allah SWT

Atheis : Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini?
Abu Hanifah : Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan
Atheis : Kalau orang masuk syurga ada awalnya,
kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Hitungan angka pun ada awalnya tapi tidak ada akhirnya
Atheis : Bagaimana kita bisa makan dan minum disyurga tanpa buang air besar dan kecil?
Abu Hanifah : Kalian sudah mempraktekkannya ketika kalian berada di dalam perut ibu kalian. Hidup dan makan-minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita
lakukan hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dengan dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan ilmu kita semakin berkembang dan tidak berkurang.

VI. Bukti Adanya Allah

Atheis : Perlihatkan bukti keberadaan Robbmu kalau memang dia ada
Abu Hanifah ra berbisik kepada khadamnya agar mengambil tanah liat, lalu dilemparkannya tanah liat itu ke kepala pemimpin orang atheis itu. Para hadirin gelisah melihat peristiwa itu, khawatir terjadi keributan, tetapi Abu Hanifah menjelaskan bahwa hal ini dalam rangka untuk menjelaskan jawaban yang di minta kepadanya. Hal ini membuat orang atheis mengenyitkan dahi,
Abu Hanifah : Apakah lemparan itu menimbulkan rasa sakit di kepala anda?
Atheis : Ya, tentu saja.
abu hanifah : Dimana letak sakitnya?
Atheis : Ya, ada pada luka ini.
Abu Hanifah : Tunjukkanlah padaku bahwa sakitnya itu memang ada, baru akan menunjukkan kepadamu dimana Robbku!
Orang atheis itu tidak menjawab tentu saja tidak bisa menunjukkan rasa sakitnya, karena itu adalah suatu rasa dan ghaib tapi rasa sakit itu memang ada.
Atheis : Baik dan buruk sudah ditakdirkan sejak azal, tetapi kenapa ada pahala dan siksa?
Abu hanifah : Kalau anda sudah mengerti bahwa baik dan buruk itu bagian takdir, mengapa anda kini menuntut aku agar di hukum karena melempar tanah liat ke dahi anda? bukankah perbuatan itu bagian dari takdir?
Akhirnya perdebatan itu berakhir dengan masuk Islamnya para atheis tersebut di tangan Al Imam abu hanifah radhiallahu.(danish56.blogspot.com)

Sunday, March 27, 2011

3 Hal Penting Dalam Hidup

3 hal dalam hidup yang tak pernah kembali:
1. Waktu
2. Perkataan
3. Kesempatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYCJgVD5635tyyn9ArrGiXNQLdbMHSTQqL88UWuK6XuBSfjFegyPlV-yl1gn5g1GXi4sZJ9_CJePP2GFlFcPmbgBfpnzr7Q10sAXyGo85w_pd7PdGPllvUav1vxeYlKQtOgfqSDwm5fEo/s400/life.jpeg

Kita tak bisa memutar kembali waktu, tapi kita bisa menciptakan kenangan dengan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang ada, walau sebentar, untuk menciptakan kenangan yang berarti.

Time is free but it’s priceless, u can’t own it but u can use it. U can’t keep it but u can spend it.

Kita tak bisa menarik ucapan kasar yang keluar dari mulut kita atau statement yang telah membuat harga diri kita lebih penting dari pada menariknya kembali dan mengucapkan maaf. Kita tak bisa menghapus caci maki yang telah kita katakan hingga membuat orang lain marah, terluka atau menangis.

Tapi kita bisa membuat apa yang selanjutnya keluar dari mulut kita menjadi lebih banyak pujian dibanding caci maki, lebih banyak syukur dan terima kasih dari pada keluhan atau komplain, dan lebih banyak nasihat positif dari pada sulutan amarah.

Kita tak bisa mendapatkan kembali kesempatan yang sudah kita lewatkan. Tapi kita bisa menciptakan peluang untuk membuat kesempatan-kesempatan lain datang dalam hidup kita dengan lebih memperhatikannya

3 hal dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan

Jika kita tidak memiliki uang, dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.

Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka pergunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang yang jujur adalah orang-orang yang terhormat.

Jika kita telah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal-hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya kita.

Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu. Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

3 hal dalam hidup yang paling berharga:
1. Keluarga
2. Sahabat
3. Cinta

Kekayaan bukan soal berapa banyak uang yang anda miliki. Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki saat anda kehilangan semua uang anda. Jika anda kehilangan semua uang anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki keluarga. Jika anda kehilangan semua keluarga anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki sahabat.

What is the difference between blood and friend?
>>Blood enters the heart and flows out, but friend enters the heart and stay inside.

Jika anda kehilangan semua keluarga anda dan tak ada satu pun sahabat, maka ingatlah bahwa anda masih memiliki cinta untuk mendapatkan mereka kembali, untuk mengenang masa-masa indah bersama mereka dan untuk menciptakan persahabatan yang baru dengan kehangatan kasih yang mampu anda berikan.

If love hurts, then love some more.
If love hurts some more, then love even more.
If love hurts even more, then love till its hurt no more.(http://ricky-syahputra.blogspot.com/2011/02/3-hal-penting-dalam-hidup.html)

Thursday, March 24, 2011

Jika Tuhan Menjatuhkan Uang dan Batu

Jika Tuhan menjatuhkan uang dan batu. Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.

hujan-uang

Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.

Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yg sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.

Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita.(http://www.dunia-unik.com/2011/03/jika-tuhan-menjatuhkan-uang-dan-batu.html )