Wednesday, April 27, 2011

Alasan Kenapa Nabi Muhamad SAW Sangat Menyukai Kucing

Kita mungkin pernah denger kalau
Nabi suka banget sama kucing, tapi emang nabi
sayang semua binatang dan mereka
semua diperlakukan mulia. Bnyk kisah kisah
tentang kucing (karena kucing memang
binatang yang banyak berkeliaran
disekitar manusia). Bahkan nabi juga memiliki kucing peliharaan

Setiap Nabi menerima tamu di
rumah, nabi SELALU ngegendong
mueeza (nama kucingnya) dan ditaruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza
yang paling nabi demen:
'Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah
ngeongnya ky ngikutin lantunan suara adzan'

Nabi berpesan untuk menyayangi
kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Terus, pernah juga nabi mau ngambil
jubahnya, eh ada Muezza lagi tidur
diatasnya.. Nabi pun memotong
belahan lengan yang ditiduri mueeza
dari jubahnya supaya gak ngebangunin Muezza.

Pas Nabi pulang ke rumah,
Muezza terbangun dan merunduk
kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu.

Nabi menekankan di beberapa hadis
bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan
diperbolehkan untuk berwudhu
menggunakan air bekas minum kucing
karena dianggap suci. Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis?
Lalu, bagaimana Nabi mengetahui
kalau pada badan kucing tidak
terdapat najis?
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.
Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot
manusia.

Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini
sangat berguna untuk membersihkan
kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari
lidahnya.

Sedangkan lidah kucing sendiri
merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

Telah dilakukan berbagai penelitian
terhadap kucing dan berbagai
perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian- bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman
kuman pada bagian-bagian khusus.
Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.

Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari kulit luar
tenyata negatif berkuman, meskipun
dilakukan berulang- ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan
kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan
lidah juga memberikan hasil negatif
berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian,
kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman
yang beragam.

Berbagai sumber yang dapat
dipercaya dan hasil penelitian
laboratorium menyimpulkan bahwa
kucing tidak memiliki kuman dan
mikroba. Liurnya bersih dan
membersihkan.

Komentar Para Dokter yang
Bergelut dalam Bidang Kuman
Menurut Dr. George Maqshud,
ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.

Dr. Gen Gustafsirl menemukan
bahwa kuman yang paling banyak
terdapat pada anjing, manusia 1/4
anjing, kucing 1/2 manusia. Dokter
hewan di rumah sakit hewan
Damaskus, Sa'id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki
perangkat pembersih yang bemama
lysozyme.

Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tdk banyak berjemur dan tidak dekat2 dgn air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Dan hasil penelitian kedokteran dan
percobaan yang telah di lakukan di
laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara
keseluruhan. Ia lebih bersih dari
manusia.

Sisa makanan kucing hukumnya suci.
Hadis Kabsyah binti Ka'b bin Malik
menceritakan bahwa Abu Qatadah,
mertua Kabsyah, masuk ke
rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, "Perhatikanlah." Abu Qatadah berkata, "Apakah kamu heran?" Ia menjawab, "Ya." Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi
SAW prnh bersabda, "Kucing itu
tidak najis. Ia binatang yang suka
berkeliling di rumah (binatang
rumahan),"
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-
Hasan, dan Anas yang
menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di
Madinah. Lalu, beliau berkata, "Ya
Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana." Lalu, Anas menuangkan air. Ketika
sudah selesai, Nabi menuju bejana.
Namun, seekor kucing datang dan
menjilati bejana. Melihat itu, Nabi
berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi
ditanya mengenai kejadian tersebut,
beliau menjawab, "Ya Anas, kucing
termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis."

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya
memberikan Aisyah semangkuk
bubur. Namun, ketika ia sampai di
rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan
isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah
menyelesaikan shalat, ia lupa ada
bubur. Datanglah seekor kucing, lalu
memakan sedikit bubur tersebut.

Ketika ia melihat bubur tersebut
dimakan kucing, Aisyah lalu
membersihkan bagian yang disentuh
kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, "Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling." Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing, (HR AlBaihaqi, Abd Al- Razzaq, dan Al-Daruquthni).

Hadis ini diriwayatkari Malik,
Ahmad, dan imam hadis yang lain.
Oleh karena itu, kucing adalah
binatang, yang badan, keringat,
bekas dari sisa makanannya suci.

No comments:

Post a Comment