Saturday, April 9, 2011

Aremania Setuju Tiket Pertandingan Arema-Persija Naik


-Aremania menyetujui kenaikkan harga tiket pertandingan Arema melawan Persija Jakarta. Kedua tim akan beradu kehebatan di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (10/4).

Harga tiket ekonomi naik dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu per lembar. Tiket VIP naik dari Rp 75 ribu menjadi Rp 100 ribu per lembar. Sedangkan tiap tiket VVIP naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 150 ribu. Harga tiket ini sama dengan harga tiket pertandingan kandangan Arema di Liga Champions Asia saat menjamu Jeonbuk Hyundai Motors (Korea Selatan) pada 16 Maret dan Shandong Luneng (Cina) pada 5 April lalu. Pernyataan setuju dari Aremania disampaikan dalam “Acara Penjelasan dan Sosialisasi Kenaikkan Harga Tiket Pertandingan Arema Indonesia versus Persija Jakarta” yang diadakan di kantor Arema di Jalan Sultan Agung 9, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Sabtu (9/4). Demikian nama acara yang tertera dalam undangan yang disampaikan manajemen Arema kepada koordinator wilayah se-Malang Raya. Acara itu digelar seusai jumpa pers kubu Arema dan Persija dengan kalangan wartawan. Berlangsung mulai pukul 14.10 sampai 16.55 WIB, acara itu dihadiri sekitar 50 Aremania dari beberapa koordinator wilayah. Pendiri Arema, Lucky Adrianda Zainal, tiba di tempat acara sekitar pukul 15.00. Lucky datang bersama istrinya, Novi. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan pengertian teman-teman Aremania. Ini solusi yang saling memuaskan bagi kita semua,” kata Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema Abriadi Muhara. Ia diapit juru bicara Arema, Sudarmaji, dan Lucky. Semula mayoritas Aremania sangat keberatan harga tiket naik. Amin dari Koordinator Wilayah Aremania Jalur Gaza (Pasuruan), misalnya, menyatakan keberatan karena manajemen tidak melakukan sosialisasi lebih dulu ke Aremania. Sebaliknya, manajemen terkesan main klaim bahwa kenaikkan harga tiket berasal dari Aremania sendiri. “Aremania yang mana. Aremania itu ada di mana-mana. Prinsipnya, kami tidak keberatan (harga tiket naik) asal benar-benar demi membayar gaji pemain dan manajemen transparan soal itu. Tapi beberapa kali harga tiket naik, kami tak tahu. Yang kami tahu justru gaji pemain belum dibayar sampai mereka mogok,” kata Amin. Amin dan kawan-kawan juga keberatan karena duit Aremania sudah habis karena dipakai untuk menonton serangkaian pertandingan kandang Arema, seperti melawan Sriwijaya FC (27/3) dan Persib Bandung (1/4), juga Jeonbuk dan Shandong. Keberatan serupa disampaikan Iin dari Koordinator Wilayah Dinoyo, Kota Malang. Iin meminta manajemen memperjelas alasan kenaikkan harga tiket. Iin menegaskan, jangan sampai harga tiket naik tapi gaji pemain belum beres dan prestasi Arema tidak juga membaik. Ia mempertanyakan kebenaran isu bahwa ide menaikkan harga tiket berasal dari pemain Arema sendiri. Kalau ini yang terjadi, kondisi Arema benar-benar parah karena untuk urusan gaji saja pemain sampai mengusulkan harga tiket naik karena manajemen tak mampu mengurusi seluruh kebutuhan mereka. Dalam kondisi kepepet, baru Aremania diajak berdialog. “Mohon maaf kalau bahasanya kurang enak karena kami pakai bahasa embongan (jalanan), tapi kami merasa manajemen ini memang tidak transparan, kurang berkomunikasi dengan kami. Janganlah Aremania yang terus ditekuk-tekuk dan baru diajak bicara kalau kondisinya sudah gawat,” kata Iin. Iin juga menyampaikan dugaan pemalsuan tiket yang dilakukan para calo tiket bekerja sama dengan petugas di pintu masuk. Bahkan, petugas di loket pun diduga melakukan praktek tercela itu. “Saya berani ngomong begini demi Arema.” Menanggapi keberatan Amin, Iin, dan Aremania lainnya, Abriadi memastikan kenaikkan tiket hanya berlaku untuk pertandingan lawan Persija. Setelah itu harga tiket kembali normal. Alasan manajemen menaikkan harga tiket agar pembayaran sisa satu bulan gaji pemain bisa dibayar. Tiap bulan manajemen harus merogoh kocek Rp 1,1 miliar untuk gaji pemain. Sedangkan isi kantong Arema sudah kandas. Pendapatan dari seluruh sponsor sekitar Rp 10 miliar tidak cukup untuk membayar uang kontrak pemain sekitar Rp 20 miliar. Dana sponsorship itu antara lain berasal dari Honda Rp 800 juta; harian Surabaya Post Rp 5 miliar, tapi baru dibayarkan Rp 3,5 miliar; Axis Rp 800 juta, Fatigon Rp 100 juta. “Itulah kondisi keuangan kita. Soal pemalsuan tiket akan kami telusuri dan kalau ketahuan oknum petugas di loket akan langsung kami pecat,” kata Abriadi, yang juga merangkap jabatan sebagai Pelaksana Harian PT Arema Indonesia dan asisten manajer tim. Sudarmaji menambahkan, panitia sudah mencetak tiket ekonomi sebanyak 30 ribu lembar, tiket VIP sebanyak 2 ribu lembar, dan tiket VVIP sebanyak 500 lembar. Jika seluruh tiket terjual, Arema mendapat pemasukan sekitar Rp 1,18 miliar sehingga cukup untuk membayar sisa gaji pemain sebesar Rp 1,12 miliar. “Itu dengan asumsi harga tiket semua kelas naik,” kata Sudarmaji. Sudarmaji dan Abriadi kembali memastikan seluruh hasil penjualan tiket untuk membayar gaji pemain. Itu belum termasuk potongan pajak 10 persen. Manajemen sudah menyampaikan permohonan agar Arema mandapat kelonggaran untuk menunda pembayaran pajak tontontan 10 persen. Dalam peraturan daerah tentang pajak daerah, pajak tontotan dipatok 20 persen. “Tapi kami mendapat dispensasi pembayaran menjadi 10 persen,” kata pria asal Banyuwangi itu. Aremania masih keberatan dengan kenaikkan harga tiket. Lucky juga keberatan harga tiket naik. Ia lalu mengusulkan harga tiket yang sudah dinaikkan tetap tertera di tiket yang sudah dicetak. Tapi kelebihan harga diusulkan sebagai sumbangan Aremania untuk tim Singo Edan. ”Tolong dipahami bersama bahwa harganya tidak naik. Tapi tolong disampaikan kepada semua Aremania bahwa kelebihan harga tiket kita ikhlaskan sebagai sumbangan bagi Arema. Ini semua bentuk dukungan dan pengorbanan Aremania demi Arema dan kita semua,” Lucky mengusulkan. Akhirnya usul Lucky diterima. Beberapa Aremania mendukung karena sebelumnya manajemen pernah melakukan hal serupa beberapa kali, seperti pada 2010. Alhasil, disepakati, dari harga tiket ekonomi Rp 30 ribu, yang disumbangkan Rp 5 ribu; dari tiket VIP seharga Rp 100 ribu, yang disumbangkan Rp 15 ribu, serta dari tiket VVIP seharga Rp 150 ribu, yang disumbangkan Rp 40 ribu. Sedangkan untuk pajak tontonan 10 persen dipotong dari harga tiket, bukan dari kelebihan harga yang disumbangkan. ABDI PURNOMO

No comments:

Post a Comment